Jumat, 07 Juni 2013

WAKTU
PUNYA KITA (YANG MUDA)
DAN MEREKA (YANG TUA) PUNYA WAKTUNYA SENDIRI

Waktu punya yang muda? Maksudnya adalah keluangan waktu yang diberikan seseorang sehingga orang tersebut dapat memanfaatkan waktu itu dengan baik. Kita bercermin saja pada orang tua kita, waktu mereka tinggal sedikit, apa yang dapat mereka lakukan disisa waktu hidup mereka? Coba bandingkan dengan  diri kita masing-masing yang memiliki waktu yang bisa dilogikan lebih panjang daripada mereka, apa yang kita lakukan, sudahkah lebih bermanfaat? Walaupun waktu mereka tinggal sedikit, namun mereka masih berjuang, berjuang mencari nafkah, mendidik kita, masih mendedikasikan hidupnya dan mungkin masih punya semangat tinggi untuk memajukan bangsa ini. Namun, lagi-lagi karena waktu, waktu mereka tinggal sedikit. Namun dengan sedikitnya waktu itu juga, penulis tidak berpikir bahwa hanya yang muda saja yang bisa. Merekapun selalu ingin berusaha disisa hidup mereka, untuk dapat mewujudkan apa yang mereka cita-citakan dahulu ketika mereka masih kecil dan seumuran dengan kita. Dan tentunya, mungkin orang-orang yang seperti itu adalah orang-orang yang sedang menjabat di pemerintahan. Dan kita sebagai rakyat jangan terlalu berpikir bahwa pekerjaan orangtua-orangtua itu mudah, jangan dikira dengan keputusan-keputusan yang telah mereka lakukan selalu memberatkan rakyat dan berolah tidak adil. Padahal kita tidak tahu sama sekali apa yang mereka perjuangkan, dan pastinya mereka akan berusaha untuk dapat adil, meskipun pada kenyataanya susah dikatakan telah adil dan sebagainya. Namun sudah berhasilkah usaha-usaha para orangtua kita itu?

Ya, tentu saja mereka berpikiran bahwa apa yang mereka usahakan sekarang masih belum menuaikan hasil yang sempurna, karena kondisi bangsa ini masih seperti ini. Tidak banyak yang berubah, palahan kemrosotan moral merajalela, kungkungan politik yang sekarang sudah teranggap sebagai lingkaran setan yang menjangkit negeri ini. Apalagi para politikus yang ribut sendiri antarparpol mereka siapakah yang akan menjadi yang terbaik disini? Partai saya? Calon saya? Mereka saling serang dengan menggunakan media yang mereka kembangkan, yang seharusnya dengan media tersebut dapat ditujukan untuk kemaslahatan masyarakat. Yah mungkin memang karena partai mereka punya kepentingan masing-masing dengan visi dan misinya sendiri-sendiri. Namun kalau boleh penulis berpendapat, bisakah mereka menyatukan visi dan misi mereka? Toh tujuan akhirnya juga sama yaitu untuk menyejahterakan bangsa Indonesia ini bukan? Yah mungkin itu hanya seegelintir pendapat dari penulis. Kembali ke topik, yah kalau sudah begitu, lalu apa yang bisa orangtua-orangtua kita perbuat dikemudian hari? 1 tahun lagi? 2 tahun? 3 tahun? 20 tahun,?30 tahun? Akankah mereka masih memperjuangkan apa yang sekarang mereka perjuangkan? Atau mungkin banyak diantara mereka sudah banyak yang tertelan bumi karena jal telah menjemput mereka dan mendahului kita. Lalu setelah itu?

Mungkin bagi para pembaca sudah tahu, atau bukan mungkin lagi. Namun seharusnya pembaca memang wajib dan telah paham. Apa yang akan dilakukan setelah 2 tahun, 5 tahun, 20 tahun mendatang. Namun sudahkah tersadarkan oleh diri sendiri akan pentinngnya masa depan tersebut? Kungkungan waktu selalu terus menghantui manusia. Kita diharuskan mengejar waktu yang ada demi masa depan yang lebih baik. Padahal itu memang merupakan suatu keharusan, namun pada kenyataannya? Banyak remaja generasi-generasi ini terpengaruh oleh kemajuan dunia teknologi yang sekarang booming dengan social network. Ya termasuk penulis sendiri, ataupun juga dibodohi oleh iklan-iklan yang malah menjerumuskan kita sendiri. Tidakkah itu hanya membuang-buang waktu kita yang berharga ini? Lalu waktu yang akan kita investasikan hari ini dan kemarin akan di taruh dimana? Hari esok adalah milik generasi-generasi impian kita (generasi ini) sudahkah paham akan hal-hal tersebut. Atau hanya sekedar sadar dan paham? Tanpa adanya perubahan? Tak perlulah adanya perubahan yang serempak jika memang itu susah dilakukan. Satu orang dari kita yang sudah berubah dan paham akan hal itu, sudah termasuk kemajuan kok. Mungkin saja dengan satu orang tersebut dapat mempengaruhi generasinya sendiri dan menyadarkan kepada generasi yang lain. "Lawanlah perubahanmu dari diri sendiri, tidak ada yang namanya perubahan tanpa diawali oleh perubahan diri sendiri. Semua ini bukan hanya untuk kebaikan diri sendiri kok. Tapi untuk bangsa kita dan tanah air kita yang tercinta ini. Jadi berjuanglah demi kemajuan bangsa, negara dan agama. Jangan sampai perjuangan para orang tua yang memperjuangkan bangsa ini terputus di generasi ini. Jadilah generasi impian. I believe it"

Chase your generation to get our future dreams for this nation  

Senin, 24 Desember 2012

Setiap Orang Punya Jodohnya Masing-masing

"everyone had their each soul mate"
Dalam surat An-Nur ayat 26 dijelaskan :


Sahih International


"Evil words are for evil men, and evil men are [subjected] to evil words. And good words are for good men, and good men are [an object] of good words. Those [good people] are declared innocent of what the slanderers say. For them is forgiveness and noble provision."

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” 

         That Allah would determine the affinity for each man. Every man must have longed for a pair that is really good for them, so who wants to pursue a good partner, then it is appropriate, he must be a good person. Indeed Allah is fair in wills dating someone, we note again the letter, Allah is emphasizing a statement, "The women are vile for vile men, and vile men are for vile women (too) , and good women are for good men and good men are for good women (too) "in this case Allah really reinforces the statement by turning each pair in the letter. So everyone must have partner (soul mate), respectively, which is in accordance with its level (kufu'nya). That is equivalent in terms of kindness, the number of faults, the equivalent knowledge (piety), the equivalent of his sins and the good that has been done will be done (Allah knows what will happen).
Furthermore, Allah also gave each man a high motivation, if in this case is if someone wants a good match for him. And he also must be a good person too. So because of that statement, people will also be vying to look for the good, as well as get the reward goodness of God, that person will also be guaranteed by Allah with a good mate for them.
However, if in fact not appropriate, Allah knows everything are Ghaib, and Allah has its own remit and will give good with something better with its provisions (wallahu a'lam bishawab)
     So what harm someone to be good??
     That would have been let go by, and who want to find a good mate ...
     Come together we change ourselves to become someone better ...

Begitulah kiranya Allah menentukan jodoh untuk tiap-tiap insan. Setiap manusia pastilah mendambakan suatu pasangan yang benar-benar baik untuk mereka, jadi siapa yang ingin mengejar pasangan yang baik, maka sudah sepantasnya, Ia harus menjadi seseorang yang baik. Sungguh Allah sangatlah adil dalam menghendaki jodoh seseorang, kita perhatikan lagi dalam surat tersebut, Allah sangat menekankan pernyataanya, "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" dalam hal ini Allah sangat mempertegas pernyataannya dengan membolak-balik tiap pasangan dalam surat tersebut. Jadi setiap orang pasti ada pasangannya (jodohnya) masing-masing, yaitu yang sesuai dengan tingkatannya (kufu’nya). Maksudnya adalah setara dalam hal jumlah kebaikannya, jumlah kekurangannya, setara ilmunya (kealimannya), setara dosa-dosanya baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan (Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi). 
Selain itu, Allah juga memberikan tiap manusia sebuah motivasi yang tinggi, jika dalam hal ini yaitu apabila seseorang menginginkan suatu jodoh yang baik untuk dirinya. Maka Ia juga harus menjadi seseorang yang baik pula. Jadi karena pernyataan tersebut, manusia juga akan berlomba-lomba untuk mencari kebaikan, disamping kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah, orang tersebut juga akan dijamin oleh Allah dengan seorang jodoh yang baik untuknya.
Namun, jika di dalam kenyataanya tidak sesuai, Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu yang Ghaib, dan Allah memiliki kekuasaanya tersendiri dan akan memberikan yang baik dengan sesuatu yang lebih baik dengan ketentuannya (wallahu a'lam bishawab)
     Jadi apa ruginya seseorang untuk menjadi baik??
     Yang sudah biarkanlah berlalu, dan siapa ingin mencari jodoh yang baik...
     Ayo bersama-sama kita rubah diri kita menjadi sesorang yang lebih baik....

Senin, 08 Oktober 2012


Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Pesan Kepada Dunia...
            "Kemanusiaan yang adil dan beradab" Berprikemanusiaan, sudah menjadi kata yang sudah tidak asing ditelinga kita, apa itu prikemanusiaan? Apakah maksudnya yaitu "memanusiakan manusia"? Apalagi itu yang namanya memanusiakan manusia? Dari sejarahnya tragedi kemanusiaan telah terjadi dari abad ke abad, dari suatu tempat-ketempat lain, dan dimana-mana. Mulai dari tragedi kemanusiaan genosida, yaitu seperti contoh pembantaian bangsa-bangsa Indian di benua Amerika oleh para penjajah Eropa semenjak tahun 1492, yang hingga zaman sekarang terus saja terdapat tragedi kemanusiaan yang tiada habisnya. Di Indonesia pernah terjadi tragedi Poso yang menyebabkan banyaknya jatuh korban jiwa, yang terjadi dilatar belakangi oleh konflik beragama yang berkepanjangan dan menular hingga menjadi tragedi yang menyesakkan dada. Hingga yang terbaru adalah tragedi penyiksaan dan pembantaian orang-orang muslim, dan orang-orang agama lainnya yang ada di Myanmar. Karena di Myanmar mencoba untuk “membuda-kan” semua orang yang berada di negara tersebut, hingga orang yang menganut selain agama tersebut akan disiksa. Namun tidak hanya itu saja, konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel juga berkecenderungan karena konflik sosial dan agama masing-masing yang saling bertolak belakang satu sama lain. Sekarang Palestina masih “terjajah” oleh keselewenangan bangsa Yahudi yang mengisolasikan negara palestina dari segala aspek.
            Semua tragedi tersebut tidak lain lantaran karena kesengketaan antar agama, ras dan suku yang selalu bermusuhan dan menjadi konflik yang berkepanjangan, dalam hal ini berarti kebutuhan manusia akan toleransi itu sangatlah besar, dan orang-orang pada zaman itu dan zaman sekarang ini memiliki toleransi antar suku, ras dan agama yang sangatlah kurang. Jadi apabila seseorang telah memiliki rasa toleransi yang kuat, maka sudah pasti kejahatan akan kemanusiaan yang dilatarbelakangi oleh persengkaetaan antara agama akan berkurang seiring dengan bertambahnya rasa ketoleransian antar suku, ras dan agama masing-masing.
           Oleh karena sebab itu, ayolah dimulai dari diri kita masing-masing layaknya sebagai pemuda untuk menjunjung rasa kemanusiaan, kita jalin hubungan yang baik antar suku, ras yang beragama dan menciptakan kesinambungan antaranya dalam hal bertoleransi, agar hal-hal yang menyangkut akan tragedi kemanusiaan akan berkurang. Dan mungkin apa yang akan kita lakukan ini akan berimbas kepada negara kita Indonesia, negara-negara lain, dan bahkan seluruh dunia. Dan dengan toleransi ini tak lain adalah untuk saling menjaga hubungan persahabatan antar negara, ras, suku, agama dan atas pribadi manusia itu sendiri.
            Dan Marilah kita berpikir secara logis, kenapa kita harus bermusuh-musuhan? selama damai dan berdampingan dengan aman itu lebih baik untuk diri kita dan orang lain. Jadi yuk kita mulai dari diri kita untuk saling bertoleransi untuk semuanya, baiknya adalah untuk Kita, Indonesia dan Dunia.

Jumat, 01 Juni 2012

Partai Nasional Indonesia

PARTAI NASIONAL INDONESIA


PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4Juli 1927 dengan nama Perserikatan NasionalIndonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Ir. Soekarno.Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia yang merdekaterlepas dari segala penjajahan. PNI yakin jika Indonesia merdekadan terlepas dari penjajahan maka susunan kehidupan dan struktur sosial masyarakat Indonesia akan kembali seperti sebagai manamestinya. Tujuan tersebut bisa dipakai kalau Indonesia bisa berdirisendiri atau percaya pada diri sendiri, dan tidak bekerja samadengan pemerintah kolonial Belanda. PNI yakin, dengan gerakan-gerakannya yang revolusioner pemerintah kolonial Belanda tidak akan memberikan, membantu, atau memberi jalan untuk tercapainya suatu kemerdekaan.

PERGERAKAN PNI dari tahun ke tahun.

-1927
Didirikan di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr.Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryodan Mr Sunaryo. Selain itu para pelajar yang tergabungdalam Algemeene Studie Club yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.
-1928
Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia
-1929
PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929.
Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinatadan Maskun Sumadiredja
-1930
Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili dipengadilan Belanda, maka para tokoh ini dimasukkan ke dalam penjara Sukamiskin, Bandung. Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
-1931
Pimpinan PNI, Ir. Soekarno digantikan oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931. Moh. Hatta yang tidak setuju dalam pembentukan Partindo akhirnya membentuk PNI Baru. Yang tidak lama kemudian Ir. Soekarno kembali dan bergabung dengan Partindo.
-1933
Ir. Soekarno ditangkap dandibuang ke Ende, Flores sampai dengan tahun 1942.
-1934
Moh. Hattadan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan tahun 1942.
-1955
PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.
-1973
PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia