Senin, 24 Desember 2012

Setiap Orang Punya Jodohnya Masing-masing

"everyone had their each soul mate"
Dalam surat An-Nur ayat 26 dijelaskan :


Sahih International


"Evil words are for evil men, and evil men are [subjected] to evil words. And good words are for good men, and good men are [an object] of good words. Those [good people] are declared innocent of what the slanderers say. For them is forgiveness and noble provision."

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).” 

         That Allah would determine the affinity for each man. Every man must have longed for a pair that is really good for them, so who wants to pursue a good partner, then it is appropriate, he must be a good person. Indeed Allah is fair in wills dating someone, we note again the letter, Allah is emphasizing a statement, "The women are vile for vile men, and vile men are for vile women (too) , and good women are for good men and good men are for good women (too) "in this case Allah really reinforces the statement by turning each pair in the letter. So everyone must have partner (soul mate), respectively, which is in accordance with its level (kufu'nya). That is equivalent in terms of kindness, the number of faults, the equivalent knowledge (piety), the equivalent of his sins and the good that has been done will be done (Allah knows what will happen).
Furthermore, Allah also gave each man a high motivation, if in this case is if someone wants a good match for him. And he also must be a good person too. So because of that statement, people will also be vying to look for the good, as well as get the reward goodness of God, that person will also be guaranteed by Allah with a good mate for them.
However, if in fact not appropriate, Allah knows everything are Ghaib, and Allah has its own remit and will give good with something better with its provisions (wallahu a'lam bishawab)
     So what harm someone to be good??
     That would have been let go by, and who want to find a good mate ...
     Come together we change ourselves to become someone better ...

Begitulah kiranya Allah menentukan jodoh untuk tiap-tiap insan. Setiap manusia pastilah mendambakan suatu pasangan yang benar-benar baik untuk mereka, jadi siapa yang ingin mengejar pasangan yang baik, maka sudah sepantasnya, Ia harus menjadi seseorang yang baik. Sungguh Allah sangatlah adil dalam menghendaki jodoh seseorang, kita perhatikan lagi dalam surat tersebut, Allah sangat menekankan pernyataanya, "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)" dalam hal ini Allah sangat mempertegas pernyataannya dengan membolak-balik tiap pasangan dalam surat tersebut. Jadi setiap orang pasti ada pasangannya (jodohnya) masing-masing, yaitu yang sesuai dengan tingkatannya (kufu’nya). Maksudnya adalah setara dalam hal jumlah kebaikannya, jumlah kekurangannya, setara ilmunya (kealimannya), setara dosa-dosanya baik yang telah dilakukan maupun yang akan dilakukan (Allah Maha Tahu apa yang akan terjadi). 
Selain itu, Allah juga memberikan tiap manusia sebuah motivasi yang tinggi, jika dalam hal ini yaitu apabila seseorang menginginkan suatu jodoh yang baik untuk dirinya. Maka Ia juga harus menjadi seseorang yang baik pula. Jadi karena pernyataan tersebut, manusia juga akan berlomba-lomba untuk mencari kebaikan, disamping kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah, orang tersebut juga akan dijamin oleh Allah dengan seorang jodoh yang baik untuknya.
Namun, jika di dalam kenyataanya tidak sesuai, Sesungguhnya Allah mengetahui segala sesuatu yang Ghaib, dan Allah memiliki kekuasaanya tersendiri dan akan memberikan yang baik dengan sesuatu yang lebih baik dengan ketentuannya (wallahu a'lam bishawab)
     Jadi apa ruginya seseorang untuk menjadi baik??
     Yang sudah biarkanlah berlalu, dan siapa ingin mencari jodoh yang baik...
     Ayo bersama-sama kita rubah diri kita menjadi sesorang yang lebih baik....

Senin, 08 Oktober 2012


Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab”
Pesan Kepada Dunia...
            "Kemanusiaan yang adil dan beradab" Berprikemanusiaan, sudah menjadi kata yang sudah tidak asing ditelinga kita, apa itu prikemanusiaan? Apakah maksudnya yaitu "memanusiakan manusia"? Apalagi itu yang namanya memanusiakan manusia? Dari sejarahnya tragedi kemanusiaan telah terjadi dari abad ke abad, dari suatu tempat-ketempat lain, dan dimana-mana. Mulai dari tragedi kemanusiaan genosida, yaitu seperti contoh pembantaian bangsa-bangsa Indian di benua Amerika oleh para penjajah Eropa semenjak tahun 1492, yang hingga zaman sekarang terus saja terdapat tragedi kemanusiaan yang tiada habisnya. Di Indonesia pernah terjadi tragedi Poso yang menyebabkan banyaknya jatuh korban jiwa, yang terjadi dilatar belakangi oleh konflik beragama yang berkepanjangan dan menular hingga menjadi tragedi yang menyesakkan dada. Hingga yang terbaru adalah tragedi penyiksaan dan pembantaian orang-orang muslim, dan orang-orang agama lainnya yang ada di Myanmar. Karena di Myanmar mencoba untuk “membuda-kan” semua orang yang berada di negara tersebut, hingga orang yang menganut selain agama tersebut akan disiksa. Namun tidak hanya itu saja, konflik berkepanjangan antara Palestina dan Israel juga berkecenderungan karena konflik sosial dan agama masing-masing yang saling bertolak belakang satu sama lain. Sekarang Palestina masih “terjajah” oleh keselewenangan bangsa Yahudi yang mengisolasikan negara palestina dari segala aspek.
            Semua tragedi tersebut tidak lain lantaran karena kesengketaan antar agama, ras dan suku yang selalu bermusuhan dan menjadi konflik yang berkepanjangan, dalam hal ini berarti kebutuhan manusia akan toleransi itu sangatlah besar, dan orang-orang pada zaman itu dan zaman sekarang ini memiliki toleransi antar suku, ras dan agama yang sangatlah kurang. Jadi apabila seseorang telah memiliki rasa toleransi yang kuat, maka sudah pasti kejahatan akan kemanusiaan yang dilatarbelakangi oleh persengkaetaan antara agama akan berkurang seiring dengan bertambahnya rasa ketoleransian antar suku, ras dan agama masing-masing.
           Oleh karena sebab itu, ayolah dimulai dari diri kita masing-masing layaknya sebagai pemuda untuk menjunjung rasa kemanusiaan, kita jalin hubungan yang baik antar suku, ras yang beragama dan menciptakan kesinambungan antaranya dalam hal bertoleransi, agar hal-hal yang menyangkut akan tragedi kemanusiaan akan berkurang. Dan mungkin apa yang akan kita lakukan ini akan berimbas kepada negara kita Indonesia, negara-negara lain, dan bahkan seluruh dunia. Dan dengan toleransi ini tak lain adalah untuk saling menjaga hubungan persahabatan antar negara, ras, suku, agama dan atas pribadi manusia itu sendiri.
            Dan Marilah kita berpikir secara logis, kenapa kita harus bermusuh-musuhan? selama damai dan berdampingan dengan aman itu lebih baik untuk diri kita dan orang lain. Jadi yuk kita mulai dari diri kita untuk saling bertoleransi untuk semuanya, baiknya adalah untuk Kita, Indonesia dan Dunia.

Jumat, 01 Juni 2012

Partai Nasional Indonesia

PARTAI NASIONAL INDONESIA


PNI atau Partai Nasional Indonesia adalah partai politik tertua di Indonesia. Partai ini didirikan pada 4Juli 1927 dengan nama Perserikatan NasionalIndonesia dengan ketuanya pada saat itu adalah Ir. Soekarno.Tujuan PNI adalah untuk mencapai Indonesia yang merdekaterlepas dari segala penjajahan. PNI yakin jika Indonesia merdekadan terlepas dari penjajahan maka susunan kehidupan dan struktur sosial masyarakat Indonesia akan kembali seperti sebagai manamestinya. Tujuan tersebut bisa dipakai kalau Indonesia bisa berdirisendiri atau percaya pada diri sendiri, dan tidak bekerja samadengan pemerintah kolonial Belanda. PNI yakin, dengan gerakan-gerakannya yang revolusioner pemerintah kolonial Belanda tidak akan memberikan, membantu, atau memberi jalan untuk tercapainya suatu kemerdekaan.

PERGERAKAN PNI dari tahun ke tahun.

-1927
Didirikan di Bandung oleh para tokoh nasional seperti Dr.Tjipto Mangunkusumo, Mr. Sartono, Mr Iskaq Tjokrohadisuryodan Mr Sunaryo. Selain itu para pelajar yang tergabungdalam Algemeene Studie Club yang diketuai oleh Ir. Soekarno turut pula bergabung dengan partai ini.
-1928
Berganti nama dari Perserikatan Nasional Indonesia menjadi Partai Nasional Indonesia
-1929
PNI dianggap membahayakan Belanda karena menyebarkan ajaran-ajaran pergerakan kemerdekaan sehingga Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perintah penangkapan pada tanggal 24 Desember 1929.
Penangkapan baru dilakukan pada tanggal 29 Desember 1929 terhadap tokoh-tokoh PNI di Yogyakarta seperti Soekarno, Gatot Mangkupraja, Soepriadinatadan Maskun Sumadiredja
-1930
Pengadilan para tokoh yang ditangkap ini dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1930. Setelah diadili dipengadilan Belanda, maka para tokoh ini dimasukkan ke dalam penjara Sukamiskin, Bandung. Dalam masa pengadilan ini Ir. Soekarno menulis pidato "Indonesia Menggugat" dan membacakannya di depan pengadilan sebagai gugatannya.
-1931
Pimpinan PNI, Ir. Soekarno digantikan oleh Mr. Sartono. Mr. Sartono kemudian membubarkan PNI dan membentuk Partindo pada tanggal 25 April 1931. Moh. Hatta yang tidak setuju dalam pembentukan Partindo akhirnya membentuk PNI Baru. Yang tidak lama kemudian Ir. Soekarno kembali dan bergabung dengan Partindo.
-1933
Ir. Soekarno ditangkap dandibuang ke Ende, Flores sampai dengan tahun 1942.
-1934
Moh. Hattadan Syahrir dibuang ke Bandaneira sampai dengan tahun 1942.
-1955
PNI memenangkan Pemilihan Umum 1955.
-1973
PNI bergabung dengan empat partai peserta pemilu 1971 lainnya membentuk Partai Demokrasi Indonesia
 

Sarekat Islam


Sarekat Islam

Sarekat Islam merupakan sebuah organisasi politik tertua di Indonesia yang awalnya bernama Sarekat Dagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudin di Surakarta tahun 1905. Dengan tujuan awal pada saat itu yaitu melawan dominasi pedagang Tionghoa yang merajalela di perdagangan Indonesian dengan cara membentuk perkumpulan pedagang muslim. Selanjutnya HOS Tjokroaminoto terpilih menjadi pemimpin dan karena keadaan politik dan sosial yang ada di Indonesia akhirnya dapat mendukung SI menjadi organisasi di bidang politik maka SDI berubah nama menjadi Sarekat Islam pada tahun 1912. Perubahana ini dimaksudkan bahwa agar organisasi ini tidak hanya bergerak dalam sector perekonomian saja, tapi juga dalam bidang lain seperti politik, sebagai dasarnya tujuan- tujuan SI adalah sebagai berikut, mengembangkan jiwa dagang, membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha, memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat, memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam dan hidup menurut perintah agama.
SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk kalangan masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur Jendral Indenburg menolak. Namun pada akhirnya Badan Hukum yang bekerja hanya diberikan pada SI lokal saja. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917.
Kongres-kongres awal
Kongres pertama diadakan pada bulan Januari 1913. Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan bahwa SI bukan merupakan organisasi politik, dan bertujuan untuk meningkatkan perdagangan antarbangsa Indonesia, membantu anggotanya yang mengalami kesulitan ekonomi serta mengembangkan kehidupan relijius dalam masyarakat Indonesia. Kongres kedua diadakan pada bulan Oktober 1917. Kongres ketiga diadakan pada tanggal 29 September hingga  6 Oktober  1918 di Surabaya. Dalam kongres ini Tjokroaminoto menyatakan jika Belanda tidak melakukan reformasi sosial berskala besar, SI akan melakukannya sendiri di luar parlemen.

Masuknya pengaruh komunisme di Badan Sarekat Islam
SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan berasal dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas yang telah terkontaminasi oleh paham sosialisme-komunisme. SI Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo) berhaluan kanan berpusat di kota Yogyakarta. Sedangkan SI Merah (Semaoen, Alimin, Darsono) berhaluan kiri berpusat di kota Semarang. Sedangkan HOS Tjokroaminoto pada mulanya adalah penengah di antara kedua kubu tersebut.
Adapun faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain:
  1. Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang.
  2. Peraturan partai pada waktu itu memperbolehkan keanggotaan multipartai, mengingat pada mulanya organisasi seperti Boedi Oetomo dan SI merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV (PKI) dan berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada tahun 1916 menjadi 20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua SI Semarang.
  3. Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan menurunnya upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV.
  4. Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.
Jurang antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan Komintern (Partai Komunis Internasional) yang menentang cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang menyatakan bahwa Pan-Islamisme tidak akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan komunis karena keduanya memang bertentangan. Di samping itu Agus Salim mengecam SI Semarang yang mendukung PKI. Darsono membalas kecaman tersebut dengan mengecam beleid (kebijaksanaan) keuangan Tjokroaminoto. SI Semarang juga menentang pencampuran agama dan politik dalam SI. Oleh karena itu, Tjokroaminoto lebih condong ke SI haluan kanan (SI Putih).
Pecahnya SI terjadi setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang keenam 6-10 Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Anggota SI harus memilih antara SI atau organisasi lain, dengan tujuan agar SI bersih dari unsur-unsur komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI sehingga Tan Malaka meminta pengecualian bagi PKI. Namun usaha ini tidak berhasil karena disiplin partai diterima dengan mayoritas suara. Saat itu anggota-anggota PSI dari Muhammadiyah dan Persis pun turut pula dikeluarkan, karena disiplin partai tidak memperbolehkannya.
Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres SI pada bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto memusatkan tentang peningkatan pendidikan kader SI dalam memperkuat organisasi dan pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PKI bulan Maret 1923, PKI memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk menandingi SI Putih. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat Rakyat".
Partai Sarekat Islam Indonesia
Pada kongres PSI tahun 1929 menyatakan bahwa tujuan perjuangan adalah mencapai kemedekaan nasional. Karena tujuannya yang jelas itulah PSI ditambah namanya dengan Indonesia sehingga menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Pada tahun itu juga PSII menggabungkan diri dengan Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI).
Akibat keragaman cara pandang di antara anggota partai, PSII pecah menjadi beberapa partai politik, di antaranya Partai Islam Indonesia dipimpin Sukiman, PSII Kartosuwiryo, PSII Abikusno, dan PSII sendiri. Perpecahan itu melemahkan PSII dalam perjuangannya.